Shalat Sunah Ba’diyah Isya’ Dikerjakan Setelah Taraweh
Pertanyaan:
Ustadz, bolehkah shalat ba’diyah isya pada bulan Ramadhan dilakukan setelah pelaksanaan tarawih dan witir? Dan adakah dalil yang membolehkannya?
Dari: Ibnu Adi
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, Waktu yang tepat untuk shalat ba’diyah isya adalah persis setelah shalat isya, sebelum tarawih. Hanya saja, para ulama membolehkan untuk dikerjakan setelah tarawih atau di tengah-tengah tarawih, bagi yang tidak sempat mengerjakannya setelah isya.
Dalam Kasyaful Qana’, Al-Buhuti – ulama hambali – mengatakan,
(ووقتها) أي التراويح (بعد) صلاة (العشاء و) بعد (سنتها) قال المجد في شرحه:؛ لأن سنة العشاء يكره تأخيرها عن وقت العشاء المختار فكان إتباعها لها أولى (قبل الوتر إلى طلوع الفجر الثاني)
Waktu shalat tarawih; setelah shalat isya dan setelah shalat sunah. Majdud Din dalam syarahnya mengatakan, ‘Karena shalat sunah bakdiyah isya, makruh diakhirkan dari shalat isya, dan jika dikerjakan setelah shalat isya, itulebih baik, waktunyasebelulm witir sampai terbit fajar.
Beliau melanjutkan,
وإن صلى التراويح بعد العشاء وقبل سنتها صح جزما ولكن الأفضل فعلها بعد السنة على المنصوص
“Jika ada orang yang shalat tarawih setelah isya, sebelum shalat sunah bakdiyah, shalatnya sah. Hanya saja, yang afdhal dikerjakan setelah shalat sunah, berdasarkan keterangan Imam Ahmad.” (Kasyaful Qana’, 1:426).
Kedua, sebagian ulama melarang mengerjakan shalat sunah bakdiyah di tengah-tengah tarawih, karena ini mengesankan bahwa makmum telah keluar dari jamaah bersama imam.
Dalam ar-Raudhul Murbi’, al-Buhuti mengatakan
(ويكره التنفل بينها) أي بين التراويح روى الأثرم عن أبي الدرداء أنه أبصر قوما يصلون بين التراويح، قال: ما هذه الصلاة؟ أتصلي وإمامك بين يديك؟ ليس منا من رغب عنا
Dimakruhkan melakukan shalat sunah diantara shalat tarawih. Diriwayatkan oleh Al-Atsram dari Abu Darda, bahwa beliau melihat ada orang yang shalat sunah di antara shalat tarawih. Abu Darda mengatakan, ‘Shalat apa ini? Apakah kamu shalat sunah sendiri sementara imam ada di depanmu? Bukan termasuk bagian kami, orang yang membenci kami.’ (Ar-Raudhul Murbi’, 1:116).
Allahu a’lam
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Artikel ini didukung oleh:
Anda juga dapat menjadi sponsor di video dan website dakwah di Yufid.com Network, silakan hubungi: [email protected] untuk menjadi sponsor.
🔍 Doa Agar Seseorang Menjadi Jodoh Kita, Mendoakan Bayi Baru Lahir, Zakat Penjualan Tanah, Contoh Hadist Palsu, Cara Memimpin Doa Syukuran, Wudlu